Sang semut berkata, “Sebutir gandum!”
“Hanya sebutir gandum?” Kata Nabi Sulaiman, hampir tidak percaya.
“Ya, hanya sebutir gandum!!” Kata sang semut menegaskan.
Nabi Sulaiman menempatkan semut tersebut dalam suatu wadah tertutup, dan memberikan sebutir gandum untuk keperluan hidupnya.
Setahun kemudian Nabi Sulaiman membuka wadah tertutup itu, dan beliau melihat gandum tersebut masih ada separuh, dan semut tersebut dalam keadaan sehat-sehat saja. Beliau berkata kepada sang semut, “Engkau bilang jatahmu satu butir gandum setahun, mengapa masih ada separuhnya setelah setahun ini?”
Sang semut berkata, “Kalau aku di luar sana, Allah yang menjamin rezekiku, dan aku bertawakkal kepada-Nya. Allah tidak akan pernah lupa dan lalai dengan rezeki yang menjadi bagianku. Karena engkau menempatkanku di tempat tertutup, dan engkau memaksa aku ‘tawakal’ kepada engkau, maka aku hanya memakan separuh jatahku. Aku tidak yakin apa engkau akan ingat kepadaku setelah setahun ini, karena itu aku mencadangkan separuhnya, kalau-kalau engkau lupa dengan jatahku!!”
Nabi Sulaiman bersujud dan mengucapkan kalimat-kalimat pujian akan Kebesaran dan Keadilan Allah.
0 comments
Posting Komentar